Interferensi Gelombang
Abdul
Latif Ramadhan
Haii Selamat datang di blogg saya
kali ini kita akan membahas mengenai interferensi Cahaya, taukah kamu apa
interferensi cahay? yang kita akan bahas di dalam blogg ini pengertian dari interferensi, Macam – Macam interferensi
juga Persamaan Interfernsi dari Beberapa Percobaan sampai pada Contoh soal Dan
Penyelesaiannya. I nterferensi dapat bersifat
membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang
sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua
gelombang tersebut.
Bersifat merusak jika
beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.Gambar 1 sumber ( google )
1. Pengertian Interferensi Cahaya
Dari sumber yang aya baca dapat saya
simpulkan bahwa Interferensi merupakan
perpaduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru.
Interferensi ini terjadi jika terpenuhi
dua syarat interfernsi berikut ini.
a. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa
kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab
itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
b. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang
hampir sama.
2. Interferensi Celah Ganda
Fenomena interferensi cahaya
ditunjukkan oleh percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young. Berkas cahaya yang
melalui celah S1 dan S2 berasal dari celah
sempit S0, tampak pada Gambar 1.
Jika berkas cahaya melalui S1 dan S2,
maka celah tersebut (S1 dan S2) akan berfungsi sebagai
sumber cahaya baru dan menyebarkan sinarnya ke segala arah. Apabila cahaya dari
celah S1 dan S2 berinterferensi, maka akan
terbentuk suatu pola interferensi. Pola interferensi tersebut dapat ditangkap
pada layar berupa pola garis terang dan gelap. Interferensi dapat terjadi
karena adanya beda lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2.
Jika jarak antara kedua celah (d), jauh lebih kecil daripada jarak celah
terhadap layar, l (d << l ), maka beda lintasan pada titik
sembarang P adalah S2P – S1P = d sin θ
2.1. Interferensi Maksimum
Apabila dua gelombang bertemu, dan
saling menguatkan, maka akan terjadi interferensi maksimum dan terbentuk pola
garis terang. Pada celah ganda, interferensi ini akan terjadi apabila kedua
gelombang memiliki fase yang sama (sefase), yaitu apabila keduanya berfrekuensi
sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada tempat yang sama selama
osilasi pada saat yang sama.
Jarak garis terang ke-n dari pusat terang dinyatakan dengan
persamaan:
n.λ = d.sin θ
......................................................... (1)
Karena l >> d, maka sudut θ sangat kecil, sehingga
berlaku pendekatan sinθ = tanθ = p / l
Jadi, persamaan (1) dapat dituliskan menjadi:
n. λ = d (p / l)
n. λ = pd / l .............................................................
(2)
θ= sudut belok, a=l = jarak
antara dua sumber terhadap layar
Interferensi
maksimum dapat di tuliskan dengan Persmaan
dengan:
p = jarak garis terang dari pusat terang
d = jarak kedua sumber
l = jarak layar ke sumber cahaya
λ = panjang gelombang
n = orde atau nomor terang (n = 0, 1, 2, ... .)
2.2. Interferensi Minimum
Interferensi maksimum terjadi jika
dua gelombang bertemu dan saling menguatkan. Namun, jika dua gelombang tidak
bertemu, dan akan saling meniadakan maka terjadi interferensi minimum, sehingga
terbentuk pola garis gelap. Interferensi ini terjadi pada dua gelombang yang
tidak sefase. Jarak garis gelap ke-n dari pusat terang adalah:
(n-(1/2)) λ = d.sin θ ................................................
(3)
Bilangan n menyatakan orde atau
nomor gelap, yang besarnya n = 1, 2, 3, ... . Untuk n = 1 disebut minimum orde
ke-1.
Mengingat sinθ = p / l
maka persamaan (3) menjadi:
(n-(1/2)) λ = d. (p / l)
.................................................... (4)
dengan p adalah jarak gelap ke-n dari pusat terang. Pada
interferensi celah ganda, jarak dua garis terang yang berurutan sama dengan
jarak dua garis gelap yang berurutan. Dengan mengunakan persamaan (2)
diperoleh:
(Δpd / l) = Δnλ
................................................... (5)
Untuk dua garis terang mapun dua garis gelap berurutan dapat
dikatakan ikatakan nilai Δn =1, sehingga jarak antara dua garis terang maupun
jarak antara dua garis gelap berurutan dapat diperoleh dengan persamaan:
(Δpd / l) =
λ ................................................................ (6)
3. Interferensi pada Lapisan Tipis
Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering melihat fenomena yang ditimbulkan oleh interferensi cahaya. Sebagai
contoh timbulnya garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan tipis minyak
tanah yang tumpah di permukaan air, warna-warni yang terlihat pada gelembung
sabun yang mendapat sinar matahari, serta timbulnya warna-warni pada cakram
padat (compact disc).
Pola interferensi pada lapisan tipis dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu panjang lintasan optik dan perubahan fase sinar pantul.
Dari Gambar 4, sinar AB merupakan
sinar monokromatik yang datang pada permukaan pelat tipis. Sebagian sinar AB
dipantulkan oleh permukaan bidang batas udara dan pelat (sinar BE) dan sebagian
lagi dibiaskan ke dalam medium pelat (sinar BC). Sinar BC dipantulkan oleh
permukaan bidang batas pelat dan udara (sinar CD). Sinar CD dipantulkan oleh
permukaan atas dan sebagian lagi dibiaskan keluar film (sinar DF). Sinar BE dan
DF datang bersamaan di mata kita.
Sinar datang dengan sudut datang i
pada lapisan tipis dengan ketebalan d dan indeks bias n, sehingga sinar
mengalami pemantulan dan pembiasan dengan sudut bias r. Dengan mempertimbangkan
kedua faktor di atas, dapat ditentukan syarat-syarat terjadinya interferensi
berikut ini.
1. Syarat terjadinya interferensi maksimum (terang) 2n.d.cos
r = (m – 1/2) λ ; m = 1, 2, 3, ............ (7)
2. Syarat terjadinya interferensi minimum (gelap) 2n.d.cos r
= mλ ; m = 0, 1, 2, ....................... (8)
4. Soal dan Pembahasan
1. pada percobaan young (celah ganda), jika jarak
antara dua celahnya dijadikan dua kali semula, maka jarak antara 2 garis
gelap yang berurutan menjadi
(A) 4 kali semula (C) 1/4 kali semula (E) Tetap
(B) 2 kali semula (E) 1/2 kali semula
Pembahasan
pembahasan
berdasarkan persamaan
jadi jawabnya 1/2 kali semula
2. Diagram di bawah menggambarkan percobaan Young. Jika d adalah jarak antara 2 celah, L adalah jarak celah ke layar dan P2 adalah jarak garis terang ke 2 dari terang pusat, maka panjang gelombang cahaya yang digunakan (1 Å = 10-10m) adalah…
A. 3.000 Å
B. 4.000 Å
C. 5.000 Å
D. 5.500 Å
E. 6.000 Å
(Soal UN Fisika SMA 2012/2013 SA 55 No.23)
Pembahasan
Diketahui :
Jarak antara dua celah (d) = 1 mm = 1 x 10-3 meter
Jarak celah ke layar (L) = 1 meter
Jarak garis terang ke 2 dari terang pusat (P) = 1 mm = 1 x 10-3 meter
Orde terang (m) = 2 ditanya : Panjang gelombang cahaya (λ) yang digunakan adalah… jawab :
Jarak antara dua celah (d) = 1 mm = 1 x 10-3 meter
Jarak celah ke layar (L) = 1 meter
Jarak garis terang ke 2 dari terang pusat (P) = 1 mm = 1 x 10-3 meter
Orde terang (m) = 2 ditanya : Panjang gelombang cahaya (λ) yang digunakan adalah… jawab :
λ = 0,5 x 10-6 meter = 5 x 10-7 meter
λ = 5000 x 10-10 meter
λ = 5000 Å
Jawaban yang benar adalah C.
3. Pada suatu percobaan interferensi celah ganda, dihasilkan data seperti gambar di samping. Maka nilai panjang gelombang yang digunakan adalah… (1 m = 1010 Å)
A. 4500 Å
B. 5000 Å
C. 6000 Å
D. 6500 Å
E. 7000 Å
(Soal UN Fisika SMA 2012/2013 SA 60 No.23)
Pembahasan
Diketahui :
Jarak antara dua celah (d) = 0,8 mm = 8 x 10-4 meter
Jarak celah ke layar (l) = 1 meter
Jarak garis terang ke 4 dari terang pusat (y) = 3 mm = 3 x 10-3 meter
Orde (m) = 4
Ditanya :
Panjang gelombang cahaya (λ) yang digunakan adalah…
Jawab :
Rumus interferensi celah ganda (interferensi konstruktif) :
d sin θ = m λ
sin θ ≈ tan θ = y/ L = (3 x 10-3) / 1 = 3 x 10-3 meter
Panjang gelombang cahaya :
λ = d sin θ / m
λ = (8 x 10-4)(3 x 10-3) / 4 = (24 x 10-7) / 4
λ = 6 x 10-7 meter = 6000 x 10-10 meter
λ = 6000 Å
Jawaban yang benar adalah C.
Nah Demikian Pembahasan mengenai Interferensi SEmoga Bermanpaat Bagi Kalian yang Membacanya, Mohon maap apabila Penulis Ada salah dalam Penulisan Karna masih sebatas Belajar,
bye ... to the discussion of the next blogg
By : Dultif
0 komentar:
Posting Komentar